Thursday, June 11, 2009

EVALUASI PENGAJARAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah tes atau evaluasi telah sedemikian populernya di berbagai kalangan masyarakat khususnya masyarakat pendidikan, sehingga istilah tes bukan lagi merupakan sesuatu yang asing. Akan tetapi apabila ditanya mengenai apakah sebenarnya tes itu, kiranya tidak banyak orang yang benar-benar memahami dan dapat menjelaskan secara baik. Gambaran setiap orang tentang tes melum tentu merupakan konsep gambaran yang tepat, walaupun biasanya memanag menggambarkan situasi yang kurang lebih serupa.
Sebagian orang menyamakan pengertian tes dengan pengertian ujian, sebagian lagi tidak. Perbedaan itu barangkali lebih banyak disebabkan oleh pemberian konotasi yang tida sama dari setiap orang pada istilah tes, bukan disebabkan perbedaan pengertian tes dan ujian itu sendiri.
Sebagai suatu bentuk tes, maka tes prestasi (achievement test) tidak lepas dari ciri-ciri tes pada umumnya. Dalam dunia pendidikan, jarang dibedakan antara pengertian tes dan pengertian ujian. Bahkan tes dan pengukuran pun sering dipertukarkan pengertiannya. Untuk tidak memberikan penafsiran bahwa setiap bentuk ujian dapat diklasifikasikan sebagai tes sebagaimana ditetapkan oleh persyaratan kualitas menurut dasar-dasar psikometri maka dalam makalah ini akan dibahas tentang tes dan pengukuran secara mendasar.
Dengan demikian pemberian pengertian, penafsiran dan penyusunan butir tes atau evaluasi harus sesuai dengan kaidah-kaidah yang standar. Pengalaman menunjukkan bahwa sebagian besar pendidikan membuat evaluasi hasil belajar yang asal-asalan tanpa memperhatikan daya pembeda, tingkat kesukaran, reliabilitas, validitas dan tidak melaksanakan ujicoba terhadap evaluasi yang disusun.
Karena itu perlu disusun duatu makalah yang dapat memberikan bahan sebagai arahan penyusunan evaluasi pendidikan sebagai fungsi dan pengembangan program pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Penyusunan makalah Tes Prestasi (Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Evaluasi Pendidikan) sebagai tugas mata kuliah Assesment dan Perencanaan Pendidikan ini akan membahas tes dan pengukuran secara mendasar sehingga pada akhirnya dapat memberikan penafsiran yang tepat tentang tes dan pengukuran.

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah evaluasi pendidikan ini adalah:
1. Memberikan informasi tentang dasar-dasar evaluasi pendidikan secara umum.
2. Memberikan informasi tentang tes prestasi sebagai fungsi dan pengembangan pengukuran evaluasi pendidikan.
3. Memberikan informasi tentang tata cara perencanaan evaluasi pendidikan.
4. Memberikan informasi tentang implementasi pelaksanaan evaluasi pendidikan.

BAB II
EVALUASI, KONTROL DAN PERBAIKAN

A. Evaluasi Pendidikan
1. Pengertian Evaluasi Pendidikan
Evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai (asses) keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pembelajaran. (Oemar Hamalik, 2005:210). Sedangkan menurut Edwind Wand dan Gerald W. Brown Evaluation refer to the act or process to determining the value of something (Anas Sudijono, 1996:1), Definisi terakhir ini merujuk kepada pengertian suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Apabila definisi tersebut diarahkan kepada evaluasi pendidikan, maka evaluasi pendidikan dapat diberi pengertian suatu tindakan atau kegiatan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan (yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan, atau yang terjadi di lapangan pendidikan). Secara singkat Evaluasi Pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.
Rumusan dan definisi evaluasi pendidikan tersebut kemudian memberikan implikasi yaitu:
• Evaluasi adalah suatu proses yang terus-menerus, bukan hanya pada akhir pembelajaran, tetapi dimulai sebelum dilaksanakannya pembelajaran sampai dengan berakhirnya pembelajaran.
• Proses evaluasi senantiasa diarahkan ke tujuan tertentu, yakni untuk mendapatkan jawaban-jawaban tentang bagaimana memperbaiki pembelajaran.
• Evaluasi menunut penggunaan alat-alat ukur yang akurat dan bermakna untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan guna membuat keputusan.
2. Perencanaan Evaluasi Pendidikan
Perencanaan evaluasi pendidikan secara menyeluruh harus dilaksanakan sebagai langkah awal merancang sistem pembelajaran. Penyusunan perencanaan evaluasi pendidikan secara komprehensi dalam sistem pembelajaran memberikan kelebihan antara lain:
a. Perencanaan evaluasi pendidikan membantu pendidik untuk merumuskan tujuan-tujuan pembelajaran.
b. Perencanaan evaluasi pendidikan dapat dijadikan sebagai tolok ukur pengumpulan informasi untuk mencapai tujuan pelaksanaan proses pembelajaran.
c. Perencanaan evaluasi pendidikan memberikan kesempatan yang cukup bagi pendidik untuk menyusun dan merancang tes yang reliabel.
Untuk memudahkan perencanaan evaluasi pendidikan dapat dilihat pada bagan berikut mulai dari tujuan pendidikan sampai umpan balik perbaikan program pendidikan.

Bagan 1
EVALUASI PENDIDIKAN

Pembandingan antara tujuan dengan hasil yang telah dicapai
Informasi
(sesuai/tidak sesuai,
Berhasil/gagal,
Bermutu/kurang bermutu?
Mengapa/bagaimana?


Feedback/umpan balik – Upaya perbaikan/ penyempurnaan program pendidikan


Hasil-hasil pendidikan yang telah dapat dicapai

Proses/kegiatan pencapaian tujuan

Tujuan pendidikan yang telah ditentukan (Anas Sudijono, 1995:3)

3. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Pendidikan
a. Tes sebagai pengukur prestasi
Tes prestasi belajar bertujuan untuk mengukur prestasi atau hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar. Tanpa adanya usaha untuk melakukan pengukuran terhadap hasil belajar mustahil dapat diketahui hasil belajar siswa. Meskipun tujuan pendidikan sudah digariskan dengan tegas.
b. Tes sebagai motivator dalam belajar
Tes hendaknya tidak dijadikan sebagai tujuan utama bagi siswa dalam belajar akan tetapi tes dapat digunakan sebagai sarana peningkatan motivasi untuk belajar. Pengalaman menunjukkan bahwa siswa akan belajar lebih giat dan berusaha lebih keras apabila mereka mengetahui bahwa di akhir progarm yang sedang ditempuh akan diadakan tes untuk mengetahui nilai dan prestasi mereka. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa tes merupakan faktor yang memotivasi dan mengarahkan siswa dalam belajar.
Secara lengkap fungsi evaluasi pendidikan ditunjukkan pada bagan 2 berikut.

Bagan 2
FUNGSI EVALUASI PENDIDIKAN
Fungsi evaluasi pendidikan
Secara umum
Secara khusus
Secara administratif
Secara didaktik
- Mengukur kemajuan
- Menunjang penyusunan rencana
- Memperbaiki/menyempurnakan kembali
Secara psikologis
Bagi peserta didik:
Mengenal kapasitas dan status dirinya
Bagi pendidik:
Kepastian tentang hasil usahanya
Bagi peserta didik:
Dorongan perbaikan dan peningkatan prestasi
Bagi pendidik:
- Fungsi diagnostik
- Fungsi penempatan
- Fungsi selektif
- Fungsi bimbingan
- Fungsi instruksional
- Memberikan laporan
- Memberikan data
- Memberikan gambaran
(Anas Sudijono, 1995:15)
4. Prinsip-prinsip Pengukuran Evaluasi
Prinsip-prinsip dasar pengukuran evaluasi menurut Gronlund sebagai berikut:
a. Evaluasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b. Evaluasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil belajar dan dari materi yang dicakup oleh program pembelajaran.
c. Evaluasi harus berisi item-item dengan tipe yang paling sesuai guna mengukur hasil belajar yang diinginkan.
d. Evaluasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaan hasilnya.
e. Evaluasi diusahakan mempunyai reliabilitas setinggi mungkin dan hasil ukurnya harus ditafsirkan dengan hati-hati.
f. Evaluasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar peserta didik.
(Saifuddin Azwar, 1996:18)

5. Klasifikasi Evaluasi Pendidikan
Klasifikasi atau penggolongan evaluasi dalam bidang pendidikan sangat beragam. Sangat beragamnya pengklasifikasian evaluasi pendidikan itu disebabkan karena sudut pandang yang saling berbeda dalam melakukan pengklasifikasian tersebut. Salah satu cara pengklasifikasian terhadap evaluasi pendidikan itu adalah dengan jalan membedakan evaluasi pendidikan dalam 3 kategori, yaitu: (1) klasifikasi evaluasi pendidikan yang didasarkan pada fungsi evaluasi pendidikan dalam proses pendidikan; (2) klasifikasi evaluasi pendidikan yang didasarkan pada pemanfaatan informasi yang bersumber dari kegiatan evaluasi itu sendiri; dan (3) klasifikasi evaluasi pendidikan yang dilatarbelakangi oleh pertanyaan: Dimana atau di bagian manakah evaluasi itu dilaksanakan dalam rangka proses pendidikan.
a. Klasifikasi evaluasi pendidikan yang didasarkan pada fungsi evaluasi pendidikan dalam proses pendidikan.
Dapat dibedakan dalam 3 golongan:
1) Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan psikologis.
2) Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan didaktik.
3) Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan administratif.
b. Klasifikasi evaluasi pendidikan yang didasarkan pada pemanfaatan informasi yang bersumber dari kegiatan evaluasi itu sendiri.
Dapat dikategorikan dalam 2 golongan:
1) Evaluasi pendidikan yang mendaasrkan diri pada banyaknya orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan pendidikan.
2) Evaluasi pendidikan yang mendasarkan diri pada jenis atau macamnya keputusan pendidikan.
c. Klasifikasi evaluasi pendidikan yang dilatarbelakangi oleh pertanyaan: Dimana atau di bagian manakah evaluasi itu dilaksanakan dalam rangka proses pendidikan.
Dapat dikategorikan dalam 2 golongan:
1) Evaluasi formatif
2) Evaluasi sumatif

B. Strategi dan Teknik-teknik Evaluasi Pendidikan
1. Strategi pelaksanaan evaluasi pendidikan
Masalah evaluasi pendidikan berkaitan erat dengan masalah pengendalian dan pengawasan program pembelajaran. Strategi pengawasan mengacu pada merumuskan cara yang akan ditempuh untuk mengukur hasil-hasil program pembelajaran, sedangkan strategi evaluasi mengacu pada merumuskan apa dan mengapa dilaksanakan pengukuran hasil belajar. Kedua strategi ini harus ditentukan pada tahap awal perencanaan program pendidikan berupa desain pembelajaran yang akan dijadikan sebagai tolok ukur pelaksanaan tindakan berikutnya. Strategi pelaksanaan evaluasi pendidikan harus dilaksanakan secara menyeluruh yang ditunjukkan pada bagan 3 berikut.


Bagan 3
PROSES EVALUASI MENYELURUH

Tujuan dan kebutuhan sistem yang lebih luas
Pengaruh atas sistem yang lebih luas.

Sistem analisis jangka panjang

Tujuan sistem pekerjaan (job)
Pengaruh atas hasil pekerjaan

Sistem tindak lanjut
Tingkat ke-1
Tujuan pengajaran umum
Pengaruh kseluruhan pengajaran
Tes akhir
Tingkat ke-2
Tujuan pengajaran khusus
Pengaruh pengajaran khusus
Tes unit pelajaran
Rencana pelajaran terinci dan spesifikasi peristiwa pengajaran
Pengaruh kejadian khusus dan reaksi kepada mereka
Tingkat ke-3
Rencana dioagnosis
Latihan dan material pengajaran khusus
Pengaruh tiap langkah pengajaran
Validasi material
Tingkat ke-4
(Oemar Hamalik, 2005:214)

2. Syarat-syarat tes yang baik
a. Tes hasil belajar memiliki validitas yang diartikan sengan tepat benar, sahih atau absah. Artinya sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut dengan secara tepat, secara benar, secara sahih, atau secara absah dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.
b. Tes hasil belajar memiliki reliabilitas atau bersifat reliabel yang diartikan dengan keajegan (stability) atau kemantapan (consistency). Sebuah tes hasil belajar dapat dinyatakan reliabel apabila hasil-hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut secara berulangkali terhadap subyek yang sama, senantiasa menunjukkan hasil yang tetap sama atau sifatnya ajeg atau stabil.
c. Tes hasil belajar bersifat obyektif dari segi isi atau materi tesnya bersumber dari materi atau bahan pelajaran yang telah diberitakan sesuai dengan tujuan pendidikan.
d. Tes hasil belajar bersifat praktis (practicability) atau dapat dilaksanakan dengan mudah karena sifat tes: (1) bersifat sederhana, dan (2) lengkap.

3. Teknik Evaluasi Pendidikan
Sebagai alat pengukur perkembangan dan kemajuan belajar peserta didik, apabila ditinjau dari segi bentuk soalnya, dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu: (1) tes hasil belajar bentuk uraian (tes uraian), dan (2) tes hasil belajar bentuk obyektif (tes obyektif).
Secara umum teknik evaluasi pendidikan terinci dalam enam langkah kegiatan evaluasi pendidikan.
a. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar yang meliputi: (1) merumuskan tujuan pelaksanaan evaluasi, (2) menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi, (3) memilih dan menentukan teknik yang akan digunakan dalam pelaksanaan evaluasi, (4) menyusun alat-alat pengukur yang akan dipergunakan dalam evaluasi hasil belajar, (5) menentukan tolok ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan patokan dalam memberikan interpretasi hasil evaluasi, dan (6) menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi.
b. Menghimpun data yaitu melaksanakan pengukuran, misalnya dengan menyelenggarakan tes hasil belajar, atau melakukan pengamatan, wawancara atau angket dengan menggunakan instrumen-instrumen tertentu.
c. Melakukan verifikasi data dimaksudkan untuk dapat memisahkan data yang “baik” (yaitu data yang akan dapat memperjelas gambaran yang akan diperoleh mengenai individu atau kelompok yang sedang dievaluasi) dari data yang “kurang baik” (yaitu data yang akan mengaburkan gambaran yang akan diperoleh apabila data itu ikut serta diolah).
d. Mengolah dan menganalisis data hasil evaluasi dilakukan dengan maksud untuk memberiken makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi.
e. Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan. Penafsiran terhadap data hasil evaluasi pada hakikatnya adalah verbalisasi dari makna yang terkandung dalam data yang telah mengalami pengolahan dan penganalisaan. Dari sini kemudian dapat diambil kesimpulan tentang hasil evaluasi belajar.
f. Tindak lanjut hasil evaluasi
Tindak lanjut hasil evaluasi berupa mengambil keputusan atau merumuskan kebijakan-kebijakan yang dipandang perlu. Tindak lanjut ini dilaksanakan bertitik tolak dari data hasil evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah, dianalisis dan disimpulkan sehingga dapat diketahui apa makna yang terkandung di dalamnya.

BAB III
PENUTUP

Evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai (asses) keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pembelajaran.
Implikasi dari definisi evaluasi pendidikan tersebut yaitu: (1) Evaluasi adalah suatu proses yang terus-menerus, bukan hanya pada akhir pembelajaran, tetapi dimulai sebelum dilaksanakannya pembelajaran sampai dengan berakhirnya pembelajaran; (2) Proses evaluasi senantiasa diarahkan ke tujuan tertentu, yakni untuk mendapatkan jawaban-jawaban tentang bagaimana memperbaiki pembelajaran; dan (3) Evaluasi menunut penggunaan alat-alat ukur yang akurat dan bermakna untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan guna membuat keputusan.
Penyusunan perencanaan evaluasi pendidikan secara komprehensi dalam sistem pembelajaran memberikan kelebihan antara lain: (1) Perencanaan evaluasi pendidikan membantu pendidik untuk merumuskan tujuan-tujuan pembelajaran; (2) Perencanaan evaluasi pendidikan dapat dijadikan sebagai tolok ukur pengumpulan informasi untuk mencapai tujuan pelaksanaan proses pembelajaran; dan (3) Perencanaan evaluasi pendidikan memberikan kesempatan yang cukup bagi pendidik untuk menyusun dan merancang tes yang reliabel.

DAFTAR RUJUKAN
Azwar, Saifudin. 1996. Tes Prestasi. Jogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hamalik, Oemar. 2005. Perencanaan Pengajaran: Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta; Bumi Aksara.
Sahertian, Piet. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Saud, Syaefudin. 2007. Perencanaan Pendidikan: Suatu Pendekatan Komprehensif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudijono, Anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa.

No comments:

 

blogger templates | Make Money Online